Langsung ke konten utama

Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Menerapkan Reward dan Punishment Pada Anak



kindergarten children is scolded by school teacher and feel angry sitting in the sofa area of the classroom and the blurred teacher looked at her seriously in the background.



Apakah memberikan hukuman dapat membuat anak tidak lagi mengulangi perilakunya yang tidak baik? Seringkali pertanyaan ini muncul ditanyakan kepada saya, bahkan  banyak Bunda yang selalu dipusingkan  dengan berbagai perilaku yang seringkali membuat senewen. Mengapa saya menulis kata Bunda di sini, karena memang hampir setiap hari Bundalah yang lebih banyak waktu melakukan interaksi dengan anak-anaknya, namun tidak menutup kemungkinan  jika para Ayahpun banyak mempunyai peran penting dalam pengasuhan.

 Pada dasarnya pemberian punishment dan reward atau kita lebih mengenal dengan sanksi dan hadiah, dilatarbelakangi keinginan orang tua, guru, pengasuh atau siapapun itu, untuk mengubah perilaku yang tidak baik menjadi baik. Bisa juga digunakan untuk mendisiplinkan perilaku anak agar berubah kearah yang lebih disiplin.

 Jika kita membicarakan tentang perilaku, tentunya tidak lepas yang namanya motivasi. Mengapa harus motivasi? karena setiap anak-anak sampai orang dewasa berperilaku selalu dilatarbelakangi adanya dorongan atau motivasi yang menggerakan untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya. Nah motivasi ini akan terus bertambah kalau seorang anak mendapatkan suatu hadiah, bahkan bisa jadi akan mengulanginya. sebaliknya perilaku tidak akan diulangi kembali, jika mendapatkan hukuman.

 Untuk lebih mudahnya, saya akan memberikan contoh: seorang anak yang dimintai tolong untuk menyapu halaman setiap sore oleh orang tuannya, dengan imbalan akan diberikan uang sebagai hadiahnya. maka biasanya anak akan segera melakukan tugas tersebut, mereka sudah terbayang dengan hadiah yang akan didapatkan.

Ada 4 hal yang perlu Ayah dan Bunda ketahui, sebelum menerapkan konsep reward dan punishment pada anak. yaitu:
Pertama, punishment atau hukuman menjadi fungsi restriktif, dimana orang tua memberikan hukuman, mengharapkan anak tidak akan mengulangi lagi perilaku negatif yang sama dikemudian hari. hindari hukuman yang berbentuk fisik, karena akan membuat anak trauma.

kedua, hukuman dan hadiah merupakan penguat motivasi atau dorongan berperilaku pada anak. motivasi sendiri merupakan dorongan yang melatarbelakangi orang berperilaku. jadi dengan pemberian hukuman dan hadiah nantinya mampu mengurangi perilaku yang bersifat negatif, sebaliknya hadiah akan mendorong untuk berperilaku positif.

Ketiga, hadiah tidak harus berupa barang atau uang, namun meskipun kedua hali ini yang paling disukai anak-anak. Ayah dan Bunda bisa memberikan pujian dan pelukan sebagai hadiah, saat anak berperilaku positif. Pelukan dapat menambah kedekatan secara emosional antara anak dan orang tuanya.

Keempat, buatlah aturan yang telah disepakati bersama, sebelum menentukan hukuman dan hadiah. beritahukan konsekuensi yang akan didapatkan terhadap aturan apabila dilanggar atau dikerjakan oleh anak. Hal ini penting agar anak nantinya tidak akan menganggap orang tua tidak menyayanginya saat anak mendapatkan hukuman.

Semua orang tua selalu berharap yang terbaik untuk anak, namun mereka tetaplah manusia yang mempunyai keinginan dan kebutuhan. Tetaplah menjadi orang tua bijak dalam menentukan reward dan punishment ini. selalu sesuaikan dengan fisik, psikis, dan lingkungan sekitar anak. Semoga bermanfaat.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Bukti Menyindir Sebagai Bentuk Kelainan Mental

Inilah 5 bukti jika orang suka   menyindir ternyata berindikasi mempunyai kelainan mental. Apakah Anda sering melihat atau mendengar seseorang menyindir orang lain? Biasanya orang menyindir tidak menyebutkan nama yang menjadi sasaran sindiriannya. Semakin banyaknya pengguna media sosial, perkataan menyindir sering   kita lihat melalui tulisannya yang di posting. Tujuannya agar orang yang menjadi sasaran sindirannya membaca. Tetapi sering kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Orang yang menjadi sasarannya bahkan tidak membaca, namun bila orang lain yang membaca dan merasa tersindir maka akan berdampak buruk pada hubungan pertemanan kedua belah pihak. Menurut Myers, seorang ahli Psikologi Sosial mengatakan perkataan menyindir, menyebar fitnah dan mengadu domba termasuk dari   perilaku agresi verbal aktif yang tidak langsung. perilaku ini dilakukan dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan orang yang menjadi targetnya untuk menyakiti secara psikis. Ternyata Orang y

Mengenal lebih dekat Nick Vujicik Sang Motivator Difabel

Hampir setiap manusia   menginginkan tampil sempurna, dapat terlihat cantik dan tampan, bahkan jika perlu dapat dilirik oleh banyak pasang mata. Kesempurnaan ini tentunya akan menambah rasa kepercayaan diri seseorang, sehingga akan memudahkannya bergaul dan diterima oleh lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan Nick Vujicik, seorang pria kelahiran Brisbane, Australia pada 4 Desember 1982 yang terlahir tanpa tangan dan kaki. Batapa hancur orang tua Nick saat itu, melihat kondisi anaknya. Apalagi saat itu Australia adalah negara yang menerapkan peraturan yang diskriminatif, yaitu anak yang terlahir cacat fisik tidak boleh mengenyam pendidikan di sekilah umum. Akhirnya selang beberapa lama, pemerintah Australia menghapus larangan tersebut, membuat Nick mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah umum. Meskipun seperti itu, tetap saja cemoohan orang pada dirinya sering terjadi, walaupun ada juga yang sebagian mempunyai rasa empati. Nick Vujicic, tidak berkecil h

Waspadalah! Sifat Julid Muncul Akibat 5 Gangguan Kepribadian Ini

Anda jangan Julid! Pastinya kata-kata ini sudah sering sekali didengar oleh Anda, bukan? Seiring bertumbuhnya pengguna media sosial, nggak bisa dipungkiri banyak hal baru, baik dari segi konten maupun bahasa yang bisa menjadi viral , salah satunya kata ini. Kata julid biasa digunakan untuk seseorang, bahwa orang tersebut selalu iri hati terhadap orang lain. Mungkin jika dilihat secara umum, mempunyai sifat julid adalah hal biasa saja dan pasti ada di dalam diri setiap orang. Sifat julid jika dilihat dari sisi psikologi kepribadian ternyata cukup membahayakan, karena ini berhubungan dengan adanya gangguan kepribadian seseorang. Jika dibiarkan akan membentuk kelainan mental seseorang. Ada 5 gangguan kepribadian yang menyebabkan seseorang memiliki sifat julid, diantaranya: 1. Insecure Perasaan ini muncul saat seseorang sedang dalam posisi terancam dengan keberadaan seseorang. Dia akan bersikap julid atau iri hati, saat orang yang menjadi saingannya mempunyai penampil