Langsung ke konten utama

Menyikapi Penggunaan Gadget pada Anak dengan 4 Cara Ini

Image result for children+with+cellphone

Suatu hari di sebuah keluarga saat sedang makan pagi, tampak kedua orang tua masing-masing melihat gadget, anak makan disuapin pengasuh sambil memegang gadget dan sesekali pengasuh melirik gadgetnya untuk mengecek dan membalas pesan yang masuk. Sungguh ironi, padahal mereka semua berada pada ruangan yang sama, namun gadget mampu membius untuk membuat  mereka kehilangan momen bercengkrama satu dengan yang lainnya.
Apalagi di era digital, memudahkan semua orang untuk mengakses berbagai informasi dari smartphone. Banyaknya gambar dan permainan menarik di gadget, membuat anak-anak berlama-lama menggunakannya. Bukan tidak mungkin hal ini akan mengganggu anak untuk melakukan aktivitas yang lain.
Perlu Ayah Bunda ketahui, bahwa permainan di gadget membuat anak cenderung  pasif, dimana anak hanya menggerakan otot jari dan mata. Sedangkan anak-anak masih memerlukan aktivitas untuk mengembangkan motoriknya. Disamping itu kebutuhan untuk belajar bersosialisasi disekitar lingkungannya sangat diperlukan. Ada beberapa hal yang bisa Ayah Bunda lakukan agar anak tidak terlalu lama menggunakan gadgetnya. Diantaranya adalah:
Pertama, mengubah midset Ayah Bunda terlebih dahulu. Bermain gadget tidak selalu berdampak buruk. Ada sisi positif yang bisa diambil yaitu banyaknya permainan edukatif dapat merangsang logika berpikir dan mengkoordinasi visual dan motorik anak, namun jika permainan dilakukan tanpa ada batas waktu akan membuat anak kecanduan permainan ini.
Kedua, membuat kesepakatan dengan anak tentang batas waktu dalam penggunaan gudget. Buatlah kesepakatan dengan anak, kapan boleh menggunakan gudget dan berapa jam anak boleh bermain. Kesepakatan ini harus dibuat konsisten dan harus dipatuhi, jika melanggar berikan sanksi, misal tidak boleh menggunakan gudget selama beberapa minggu.
Ketiga, Mengalihkan anak dengan permainan baru. Ayah Bunda bisa membantu anak dengan mencari alternatif permainan yang mengasyikan untuk anak. Ajak mereka membuat mainan sendiri dari benda-benda disekitar mereka. Hal ini akan mengalihkan keinginan anak bermain gadget.
Empat, batasi konten dewasa pada gadget. Sebelum memberikan gadget, aktifkan tombol parent control agar anak tidak bisa mengakses konten yang tidak sesuai dengan usianya. Jangan biarkan anak membuat password sehingga Ayah Bunda mengalami kesulitan untuk memantaunya. Apalagi jika anak menggunakan media sosial, ajarkan anak untuk berhati-hati menerima pertemanan, karena bukan tidak mungkin banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab sedang mencari mangsanya.
Jadi, ada sisi positif dan negatif dari penggunaan gudget pada anak, akan tetapi dengan kontrol dari Ayah Bunda bisa membantu anak untuk tidak kehilangan fase bermainnya dengan lingkungan sekitar. Tentunya semua hal yang berlebihan akan berdampak tidak baik. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Membentuk Disiplin Diri

Disiplin bisa menjadi bagian dalam aktivitas sehari-hari. Namun sayangnya nggak semua orang bisa disiplin. Adakalanya disiplin menjadi lemah saat kondisi sedang tidak bersemangat atau kebalikannya perilaku disiplin akan tetap konsisten bila berkaitan dengan goal atau cita-cita agar  tercapai dengan maksimal. Akan menjadi sebuah pertanyaan, apakah kita mampu untuk terus konsisten berperilaku yang sesuai dengan goal? Atau apakah mungkin perilaku disiplin bisa dilakukan saat motivasi untuk menuju goal sedang menurun? Banyak macam rintangan yang mungkin bisa muncul, saat semangat dan konsisten dalam berperilaku nenurun. Namun hambatan ini bisa kita atasi dengan beberapa cara ini: Pertama, jauhi lingkungan yang selalu menebarkan sikap pesimis dan perilaku yang negatif. Bukan tidak mungkin, kita akan mudah terpengaruh dengan lingkungan dimana kita tinggal. Jadi saat lingkungan lebih banyak mengandung unsur yang dapat menurunkan disiplin lebih baik mudur atau jika mem...

Waspadalah! Sifat Julid Muncul Akibat 5 Gangguan Kepribadian Ini

Anda jangan Julid! Pastinya kata-kata ini sudah sering sekali didengar oleh Anda, bukan? Seiring bertumbuhnya pengguna media sosial, nggak bisa dipungkiri banyak hal baru, baik dari segi konten maupun bahasa yang bisa menjadi viral , salah satunya kata ini. Kata julid biasa digunakan untuk seseorang, bahwa orang tersebut selalu iri hati terhadap orang lain. Mungkin jika dilihat secara umum, mempunyai sifat julid adalah hal biasa saja dan pasti ada di dalam diri setiap orang. Sifat julid jika dilihat dari sisi psikologi kepribadian ternyata cukup membahayakan, karena ini berhubungan dengan adanya gangguan kepribadian seseorang. Jika dibiarkan akan membentuk kelainan mental seseorang. Ada 5 gangguan kepribadian yang menyebabkan seseorang memiliki sifat julid, diantaranya: 1. Insecure Perasaan ini muncul saat seseorang sedang dalam posisi terancam dengan keberadaan seseorang. Dia akan bersikap julid atau iri hati, saat orang yang menjadi saingannya mempunyai penampil...

Lakukan 5 Hal Ini! Saat Sedang Berputus Asa

Sahabat! saat kita mengalami kesedihan, tentunya ada rasa Putus asa yang akan mengikuti. Perasaan marah terhadap keadaan. Kesal dengan situasi sulit yang tidak  kunjung selesai. Saat sahabat mulai merasakan kebahagian atau sedang berada di saat-saat indah bersama orang terkasih, lalu ditinggalkan dengan alasan tanpa masuk akal, atau bisa juga kegagalan dalam bisnis karena rekan berkhianat. Saat itulah merasa Tuhan tidak adil dengan takdir yang sahabat jalani. Pastinya ada rasa terluka dan kecewa yang muncul saat itu. Kesal, terpuruk dan hancur dengan kondisi ini. Tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan hidup. Bahkan terkadang bisa jadi menyalahkan diri sendiri, atas kebodohan yang sudah dilakukan. Situasi ini jika terus bertahan, akan membuat sahabat menjadi depresi, bahkan bisa berujung untuk mengakhiri kehidupan. Sahabat bisa mencoba 5 langkah ini saat Putus asa, untuk membangkitkan kembali semangat hidup. Diantaranya: 1. Percaya kalau kita bisa membuat re...